Pemimpin Libya, Muammar Khadafi, berjanji akan mengampuni para demonstran pemberontak jika mereka mau menyerah dan melucuti senjata. Namun, jika mereka tetap membangkang, dan disokong bantuan asing, maka Khadafi bersumpah akan lebih banyak lagi darah rakyat Libya yang tumpah.
Pernyataan itu disampaikan Khadafi dalam pidatonya selama dua setengah jam di halaman sebuah hotel di Tripoli pada Rabu, 1 Maret 2011. Menurut harian The Telegraph, Khadafi datang dengan mengendarai sendiri mobil golf miliknya.
Dia lalu berpidato di hadapan ratusan pendukung. Pada pidatonya, Khadafi menawarkan konsesi kepada para demonstran oposisi dan negara-negara Barat.
Kepada para demonstran, dia mengatakan bahwa mereka akan diampuni dan bebas dari semua hukuman jika mau menyerahkan diri dan melucuti semua persenjataan mereka. Sama seperti pidato sebelumnya, Khadafi menganggap para pemuda demonstran telah dipengaruhi oleh militan al-Qaeda.
“Mereka adalah pemuda yang telah dicuci otaknya oleh al-Qaeda,” ujar Khadafi.
Bagi mereka yang mau menyerah, Khadafi juga menawarkan insentif, kredit dengan bunga nol persen, dan pembangunan perekonomian rakyat. Khadafi juga memberikan rincian rencana reformasi di tingkat pemerintahan lokal.
Dia juga mengatakan bahwa pemberitaan di media massa mengenai kekerasan di Libya adalah berita bohong. Dia mengatakan bahwa kebenaran disembunyikan demi persaingan rating media. Ini, ujarnya, adalah konspirasi Barat untuk menginvasi Libya dan mendapatkan seluruh kekayaan minyak Libya.
Kepada negara-negara Barat, Khadafi memperingatkan mereka untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri LIbya. Jika tentara Barat masuk ke wilayah Libya, maka militer Libya akan membalasnya sampai titik darah penghabisan. “Kita akan melakukan perang berdarah dan ribuan rakyat Libya akan mati jika Amerika Serikat atau NATO masuk,” ujar Khadafi.
Menjawab tuntutan agar Khadafi mundur, sekali lagi dia menyatakan tidak akan mundur seperti para pemimpin di Timur Tengah. “Mereka mengakhiri masa jabatan mereka sebagai presiden dan menjadi rakyat biasa. Sementara saya akan tetap menjadi pemimpin revolusi,” ujar Khadafi mengulangi pernyataannya sebelumnya yang mengatakan bahwa dia bukanlah presiden, tetapi pemimpin revolusi yang tidak bisa digulingkan.
Sejam sebelum Khadafi berpidato, dilaporkan pesawat tempur Libya menjatuhkan dua rudal di lapangan kota Brega ketika para demonstran tengah merayakan kemenangan mereka melawan tentara pro-Khadafi. Tidak disebutkan berapa korban tewas dalam serangan tersebut.
Namun, sekali lagi, Khadafi dalam pidatonya membantah adanya kekerasan terhadap para demonstran. Dia bahkan mengundang tim penyelidik Dewan Keamanan PBB untuk datang ke Libya dan melakukan penyelidikan terkait dugaan kekerasan pemerintah terhadap warga sipil.
Sumber: http://id.news.yahoo.com/viva/20110303/twl-tentara-as-masuk-perang-berdarah-mel-cfafc46.html
Comentários:
Posting Komentar